Debit air dari pancuran membangunkan ragaku dengan sempurna. Mungkin banyak orang yang benci terkena dinginnya air Bandung, apalagi di hawa selepas fajar. Sama sekali tidak aneh, karena cairan laksana calon es itu selalu membuat kulitmu takut, keriput, dan membuat bibir mengekerut. Tetapi, saya terlalu mencintai kesegaran pagi sampai-sampai mandi pun harus air dingin biar terasa kick start -nya.
Selesai juga badan saya yang bau apek bersolek. Minggu pagi ini akan terasa hambar apabila saya tak menyapa sang surya. Ia tak lagi berjaga di ufuk timur, sekarang posisinya sudah berada sekiar 45 derajat dari jendela apartemen 1506. Sambil membuka gorden lebar-lebar, tangan yang bersentuhan dengan rak buku ternyata ikut menjatuhkan sesuatu.
VOL. 4
Untuk Kahlua, dengarkan dengan hati
-bagdja.
"Apakabar, dja? Aku menepati janji kan? Yah.. walaupun agak tersesat di tumpukan buku, saya masih simpan semuanya. Terima kasih sudah memilihkan anthem hari ini," molonog dengan diri sendiri telah dilaksanan.
Bagdja Arisetyo, manusia dengan senyuman paling lebar yang pernah diciptakan. Pernah satu kali saya membawa mistar dan mengukur seberapa lebar bibirnya kala tersenyum. 6 centimeter jawabannya, jika kalian bertanya. Karena reflek senyumnya terlalu sensitif, saya hampir tidak pernah tahu kapan ia merengut dan bersedih. Bagdja, sama seperti senyumnya tidak pernah hilang dalam pikiran. Kalau otak bagaikan satu kavling dengan banyak ruangan (dan pintu), maka Bagdja (dan senyumnya) sukses saya masukkan ke satu ruangan khusus yang pintunya saya kunci dari luar. Tiada seorangpun masuk tanpa persetujuan empunya, yaitu saya. Memasukkan pria itu di sana bukan tanpa alasan, 5 tahun yang lalu ia pergi tanpa pernah kembali.
Lamunan saya terhenti di sini. Seakan tidak ingin membuang waktu, saya buka mixtape pemberian Bagdja dan memasukkannya ke mesin pemutar. Perlahan track no. 1 mulai mengalun merasuki udara seisi kamar. Oh ya, satu hal lagi, Bagdja sama dengan mesin waktu. Ia seperti hidup di masa lalu dimana Christine Hakim dan Slamet Rahardjo mencoba bertahan dari hantaman badai. Vol. 4 berisikan lagu-lagu lawas Indonesia tahun 70-an. Nama-nama seperti Purnama Sultan, Denok Wahyudi, Benny Soebardja, juga trio Bram-Dianne-Chris Manusama yang dikenal lewat lagu Kidung (dipopulerkan oleh alm. Chrisye).
"Terucap tanya dan doa
Adakah kenyataan..
Engkau lautan
ombak dan badai bawalah daku
Dalam nikmatmu"
Hentakan dan ketukan "Khayal" tidak membuat perasaan ku ikut berdendang riang. Ironis, justru di tengah hangatnya pagi juga gemuruh musik suka cita, badan ini terasa beku bak tenggelam di bak yang diisi penuh batu es. Kenangan tak pelak bagai bayangan, ia mengikuti kemanapun kakimu melangkah. Betapapun dirimu ingin bersembunyi darinya, selama ada terang bayangan akan terus berpijak di bawah telapak alam sadar. Bisa saja kau bosan bermain dengannya, namun apakah kau siap meraba dalam gelap?
bip bip
Car Free Day, Gedung Sate.
Sender: Kang Iwa
+6281109005
"Yaelah, Car Free Day cuma 2 jam aja pake diliput. Paling habis itu gasibu penuh lagi sama plat B. Liputan appeu nomor hiji," gumam ku sambil sedikit mengeluh.Tak lama kusiapkan seluruh perlengkapan pertempuran dan mencampuraduknya di dalam ransel. Akupun berjalan mendekati daun pintu.
"Jumpa lagi dengan Maissy di Jurnalisme eksplotasi!" Kraaakkk. O,o..sepertinya kaki yang dibalut converse hijau toska menginjak sesuatu , pandangan refleks menuju sumber (sepertinya) retakan.
“Castangel paling enak di dunia ini tentunya tidak gratis, malam minggu nanti bila tak ada acara, makan malamlah di kamarku. sekadar membuktikan bahwa setidaknya ada lima kue kering lagi yang mungkin lebih enak dari castangelku,
salam hangat, Kamar 1502.”
FPI, kopi, ingatan akan Bagdja, dan kali ini Castangel dari seseorang yang bahkan tidak saya kenal di balik pintu 1502. Kepala ini menoleh ke kiri dan kanan, menunggu siapa tahu ada sesosok badan yang bisa dijadikan tersangka karena menaruh kue kesukaan saya di depan pintu. Tubuh yang memikul ransel yang tidak terlalu berat pun bertekuk, mengambil kotak castangel seraya menjauhkannya dari alas kaki. Pasti ada sesuatu di balik ini semua, tapi untuk apa menolak lantas berpikir sinis, jika kita mungkin akan menemukan kotak pandora lain di dalam kamar 1502? Oke, Malam minggu dan saya pun tak sabar ingin bertamu.
No comments:
Post a Comment