7/9/10

Memori Diujung Hari

in this story : AVARA KYNA

Beberapa hari ini aku hanya mengistirahatkan tubuhku 4 jam dalam satu hari.ada beberapa tugas kantor yang memerah keringat dan tenagaku hingga peluhku terasa sungguh asin. Dalam 1 hari aku harus berpindah tempat hingga 5 kali. Belum lagi Bandung yang kini sudah tak selengang dulu membuat jarak tempuh antar tempat jadi terasa lebih jauh.lelah? Tentu saja, Tapi cukup mujarab untuk mengalihkan pikiranku dari imajinasi-imajinasi handal yang sungguh terasa sangat nyata.

Sesungguhnya pekerjaanku tidak akan seberat ini jika aku memilih untuk menyelesaikan pembicaraan dgn klien menggunakan teknologi komunikasi yang kini sudah mulai meluber. Tapi bagiku, personal approach selalu menghasilkan sesuatu yang maksimum. Aku bisa melibatkan seluruh inderaku untuk melakukan persuasi pada calon klien-ku. Alhasil, aku dituntut lebih lincah dan enerjik serta kreatif.

ada 7 calon pengantin di 7 tempat yang berbeda dengan 7 konsep yang lumayan menguras ide yang harus aku rampungkan dalam waktu 2 minggu ini. belum lagi konflik internal yang terjadi pada beberapa pasangan yang mengalami stres menuju jenjang serius yang akhirnya berpengaruh pada konsep yang tiba-tiba mereka rubah seenak jidat padahal hampir 98% persen persiapan sudah rampung.

lucu rasanya ketika meeting dengan calon pengantin lalu mereka berselisih pendapat mengenai sketsel warna apa yang akan dipilih, dekorasi bunga atau minimalis, menggunakan adat daerah atau modern, hingga sendok seperti apa yang akan digunakan pada resepsi pernikahan mereka. belum lagi jika para calon mertua sudah turun tangan ikut menentukan segala hal. rasanya aku ingin bertanya, apa sih konsep 'pernikahan' yang ada di pikiran kalian? sebuah prosesi khidmat dan khusyuk atau sebuah pagelaran sandiwara yang menampilkan segala kemewahan hingga membuat kalian mengeruk tabungan hingga minus dan pinjam sana-sini demi satu hari megah dan lelah di kemudian hari ketika pernikahan ternyata tak berjalan mulus? namun, dibalik segala keruwetan klien yang terkadang menular padaku bukankah aku mampu mendapat banyak keuntungan? hahaha.

setibanya di apartemen tulang seperti lepas dari sendi. tak bertenaga, lusuh karena tadi si merah (mobil yang kubeli dengan uang dendam) berulah. aku menghempaskan tubuhku keatas kasur dengan seprai coklat kesayanganku. aku suka memandangi ruang apartemenku sekedar mengingatkanku bahwa aku sungguh beruntung memiliki tempat tinggal yang lebih dari sekedar layak. pandanganku terhenti pada toples berisi castangel pemberian penghuni kamar 1502. aku sudah sering bertemu muka dengannya ketika aku hendak keluar dan masuk kamar karena kamar kami bersebelahan. tapi kami belum mengenal satu sama lain, namun entah mengapa, aktifitas bertemu di lorong kamar atau didepan lift dengannya mengingatkanku pada sesuatu. ah sudahlah. ini sudah hari rabu, masih ada 3 hari untuk mencari kue yang lebih enak dari kue miliknya dan instingku mengatakan tak hanya aku yang ia undang, maka beruntunglah, atas kebaikan hatinya mengundang kami, kami punya ruang dan tempat untuk bercengkerama. tentu saja, aku rindu pada avara kyna. sudah lama aku tak mengadu kepulan asap dengannya. membentuk lingkaran-lingkaran kecil dari sebatang roko yang kita hisap , menyentuh lingkaran itu lalu menatap perubahan bentuk abstrak dari setiap hembusan nikotin.

malam ini tubuhku lelah, tapi pikiranku gelisah, seperti ada riak-riak kecil di dadaku yang tak terhitung jumlahnya. sedikit bertanya-tanya, adakah manusia dilantai ini yang mengalami hal yang sama dengaku detik ini? jika ada mari kita bertemu, berbagi riak dan dentuman hebat sepergi gejolak lava panas bumi. tak jarang aku merasa, memori itu lebih jahat daripada kenyataan,mampu meruntuhkan tembok yang megah dan kokoh. padahal, banyak orang yang justru mengamini bahwa kenyataan itu jahat bahkan terkadang jahanam. tapi lebih dari itu, memori itu membawaku pada satu titik dimana aku harus mengkombinasikan hati, pikiran dan emosi pada waktu yang sama, yang tentu saja sulit. memori yang menggiringku ke tempat ini dan akhirnya justru tertinggal sendirian. tapi manusia tidak pernah sendirian, meski ia berteriak lantang minta ditinggalkan dan mampu hidup sendiri.


setelah menghapus eyeliner biru dari mataku lalu membasuhnya dengan aliran air segar yang mengucur dari wastafel. aku hisap sebatang malboro merah. ini batang pertamaku setelah 2 minggu lamanya. ini hisapan pelampiasan rindu pada sensasi yang menyeruak di setiap kepulan asap. ya, rindu yang sengaja kubuat, rindu yang sengaja kutahan, agar aku mampu menikmatinya secara utuh.

selamat malam bandung. selamat malam lantai 15. selamat malam memori.
kuhaturkan terimakasih telah mewarnai malamku.

elora oriana dalilah
dari lantai 15
1503

2 comments:

  1. wooo.. great job ih elora.. gue selalu senang dengan pekerjaan wedding organizer..

    see you in makan malam.. :D

    - kalea - :p

    ReplyDelete
  2. hihi. iya kalea. elora memimpikan sekaligus membenci pernikahan, jd dia memilih bisnis ini untuk tahu seluk beluknya.
    trimakasih kalea :)

    ReplyDelete